Kamis, 08 November 2012

1 Ternyata Nabi Isa AS,Nabi Khidir AS,Nabi Idris AS,dan Ilyas AS masih hidup?


4 Nabi yang masih hidup (Nabi Isa. AS, Nabi Khaidir. As, Nabi Idris. As, Nabi Ilyas. As)



Mereka adalah golongan yang dikhususkan oleh Allah swt.
2 Nabi Ada dibumi yaitu nabi Khidr dan Nabi ilyas a.s.
Ditempatkan di bagian bumi yang khusus yang Allah yang maha tahu yang mengetahui
tempat itu
2 Nabi ada di langit yaitu nabi isa dan nabi idris a.s.
Ditempatkan di bagian langit yang khusus yang Allah yang maha tahu yang mengetahui
tempat itu



1. Kisah Nabi Isa Alaihissalam


Al-Qur’an menerangkan dalam surat AnNisaa’:157 bahwa Nabi Isa AS tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa AS (sebagian ulama berpendapat orang yang diserupakan adalah muridnya yang berkhianat yang bernama Yudas Iskariot) dan karena ucapan mereka:
“Sesungguhnya kami telah membunuh AlMasih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
(An Nisaa’ : 157)

Nabi Isa AS diselamatkan oleh Allah SWT dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. AlQur’an menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan ini. ”Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa’ :158)



2. Kisah Nabi Khidir Alaihissalam

Pada saat Raja Iskandar Dzul Qarnain pada tahun 322 S. M. berjalan di atas bumi menuju ke tepi bumi, Allah SWT mewakilkan seorang malaikat yang bernama Rofa’il untuk mendampingi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Di tengah perjalanan mereka berbincang-bincang, Raja Iskandar Dzul Qarnain berkata kepada malaikat Rofa’il: “Wahai malaikat Rofa’il ceritakan kepadaku tentang ibadah para malaikat di langit ”,
malaikat Rofa’il berkata, “Ibadah para mailaikat di langit di antaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya selama-lamanya, dan ada pula yang rukuk tidak mengangkat kepala selama-lamanya ”.
Kemudian raja berkata, “Alangkah senangnya seandainya aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah ”.
Lalu malaikat Rofa’il berkata, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan sumber air bumi, namanya ‘Ainul Hayat’ yang berarti, sumber air hidup. Maka barang siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan mati sampai hari kiamat atau sehingga ia mohon kepada Allah agar supaya dimatikan ”.
Kemudianya raja bertanya kepada malaikat Rofa’il, “Apakah kau tahu tempat “Ainun Hayat itu?”.
mailaikat Rofa’il menjawab, “Bahwa sesungguhnya Ainun Hayat itu berada di bumi yang gelap ”.

Setelah raja mendengar keterangan dari malaikat Rofa’il tentang Ainul hayat, maka raja segera mengumpulkan ‘Alim Ulama’ pada zaman itu, dan raja bertanya kepada mereka tentang Ainul Hayat itu, tetapi mereka menjawab, “Kita tidak tahu khabarnya, namun seoarng yang alim di antara mereka menjawab, “ Sesungguhnya aku pernah membaca di dalam wasiat nabi Adam AS, beliau berkata bahwa sesungguhnya Allah meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap ”.
“Di manakah tempat bumi gelap itu?” tanya raja.
Seorang yang alim menjawab, “Di tempat keluarnya matahari”.


Kemudian raja bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu raja bertanya kepada sahabatnya. “Kuda apa yang sangat tajam penglihatannya di waktu gelap ?”.
Para sahabat menjawab, “Kuda betina yang perawan”.
Kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina yang perawan-perawan, lalu raja memilih-milih di antara tentaranya, sebanyak 6000 orang dipilih yang cendikiawan dan yang ahli mencambuk.
Di antara mereka adalah Nabi Khidir AS, bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir AS berjalan di depan pasukannya dan mereka jumpai dalam perjalanan, bahwa tempat keluarnya matahari itu tepat pada arah kiblat.

Kemudian mereka tidak berhenti-henti menempuh perjalanan dalam waktu 12 tahun, sehingga sampai ditepi bumi yang gelap itu, ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya waktu malam. Kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah Raja masuk ke tempat gelap itu dan tentara-tentaranya, berkata ia kepada raja. ”Wahai Raja, sesungguhnya raja-raja yang terdahulu tidak ada yang masuk tempat yang gelap ini karena tempat yang gelap ini berbahaya. ”
Lalu Raja berkata: ” Kita harus memasukinya, tidak boleh tidak.”
Kemudian ketika Raja hendak masuk, maka meraka semua membiarkannya. Kemudian Raja berkata kepada pasukannya: ”Diamlah, tunggulah kalian ditempat ini selama 12 tahun, jika aku bisa datang pada kalian dalam masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan menunggu kalian termasuk baik, dan jika aku tidak datang sampai 12 tahun, maka pulanglah kembali ke negeri kalian”.
Kemudian raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: ” Apabila kita melewati tempat yang gelap ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita ?”.
“Tidak bisa kelihatan”,jawab malaikat Rofa’il,” akan tetapi aku memberimu sebuah merjan atau mutiara, jika merjan itu ke atas bumi, maka mutiara tersebut dapat menjerit dengan suara yang keras, dengan demikian maka kawan- kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian.”
Kemudian Raja Iskandar Dzul Qurnain masuk ke tempat yang gelap itu bersama sekelompok pasukannya, mereka berjalan di tempat yang gelap itu selama 18 hari tidak pernah melihat matahari dan bulan, tidak pernah melihat malam dan siang, tidak pernah melihat burung dan binatang liar, sedangkan raja berjalan dengan didampingi oleh Nabi Khidlir AS.

Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi wahyu keapda Nabi Khidlir AS, ”Bahwa sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat ini Aku khususkan untuk kamu ”.
Setelah Nabi Khidlir menerima wahyu tersebut, kemudian beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: “ Berhentilah kalian di tempat kalian masing-masing dan janganlah kalian meninggalkan tempat kalian sehingga aku datang kepada kalian. ”

Kemudian beliau berjalan menuju ke sebelah kanan jurang, maka didapatilah oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu. Kemudian Nabi Khidlir AS turun dari kudanya dan beliau langsung melepas pakaiannya dan turun ke “Ainul Hayat” (sumber air kehidupan) tersebut, dan beliau terus mandi dan minum sumber air kehidupan tersebut, maka dirasakan oleh beliau airnya lebih manis daripada madu. Setelah beliau mandi dan minum Ainul hayat tersebut, kemudian beliau keluar dari tempat Ainul Hayat itu terus menemui Raja Iskandar Dzulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Nabi
Khidlir AS, tentang melihat Ainul Hayat dan mandi.

(Menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbah), dia berkata, bahwa Nabi Khidlir AS adalah anak dari bibi Raja Iskandar Dzul Qarnain. Dan raja Iskandar Dzulkarnain keliling di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh Raja sinar seperti kilat, maka terlihat oleh Raja, bumi yang berpasir merah dan terdengar oleh raja suara gemercik di bawah kaki kuda, kemudian Raja bertanya kepada Malaikat Rofa’il: “Gemercik ini adalah suara benda apabila seseorang mengambilnya, niscaya ia akan menyesal dan apabila tidak mengambilnya, niscaya ia akan menyesal juga. ”
Kemudian di antara pasukan ada yang membawanya namun sedikit, setelah mereka keluar dari tempat yang gelap itu, ternyata bahwa benda tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan jambrut yang berwarna hijau, maka menyesallah pasukan yang mengambil itu karena mengambilnya hanya sedikit, demikianlah pula pasukan yang tidak mengambilnya, bahkan lebih menyesal. Diriwayatkan oleh Ats-tsa’Labi dari: Iman Ali Rodliayllohu ‘ anhu.


1. Cerita ini dikutib dari kitab “ Baidai’iz karangan Syeikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas halaman 166 – 168. Penerbit: Usaha Keluarga s Semarang.
2. Cerita dari Kitab Nuzhatul Majalis Karangan Syeikh Abdul Rohman Ash-Shafuri.
Penerbit Darul Fikri Bairut Halaman 257 – 258.
(Salafy Tobat)



3. Nabi‘idris a.s.

Diriwayatkan Nabi Idris as. telah naik ke langit pada hari Isnin. Peristiwa naiknya Nabi Idris as. ke langit
ini, telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran.
Firman Allah SWT bermaksud:
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah, Idris yang tersebut di dalam Al-Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”(Maryam: 56-57)

Nama Nabi Idris as. yang sebenarnya adalah‘Akhnukh’. Sebab beliau dinamakan Idris, kerana beliau
banyak membaca, mempelajari (tadarrus) kitab Allah SWT.
Setiap hari Nabi Idris menjahit qamis (baju kemeja), setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahitpakaiannya, beliau mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya sudah selesai, kemudian pakaian itudiserahkannya kepada orang yang menempahnya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, NabiIdris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan. Sehingga Malaikat Mautsangat rindu berjumpa dengan beliau.
Kemudian Malaikat Maut bermohon kepada Allah SWT, agar diizinkan untuk pergi menemui Nabi Idris as.
Setelah memberi salam, Malaikat pun duduk.

Nabi Idris as. mempunyai kebiasaan berpuasa sepanjang masa. Apabila waktu berbuka telah tiba, maka
datanglah malaikat dari Syurga membawa makanan Nabi Idris, lalu beliau menikmati makanan tersebut.
Kemudian baginda beribadah sepanjang malam. Pada suatu malam Malaikat Maut datang menemuinya,
sambil membawa makanan dari Syurga. Nabi Idris menikmati makanan itu. Kemudian Nabi Idris berkata
kepada Malaikat Maut:“Wahai tuan, marilah kita nikmati makanan ini bersama-sama.”Tetapi Malaikat itu
menolaknya.

Nabi Idris terus melanjutkan ibadahnya, sedangkan Malaikat Maut itu dengan setia menunggu sampai terbitmatahari. Nabi Idris merasa hairan melihat sikap Malaikat itu. Kemudian beliau berkata:“Wahai tuan,mahukah tuan bersiar-siar bersama saya untuk melihat keindahan alam persekitaran? Malaikat Mautmenjawab: Baiklah Wahai Nabi Allah Idris.”
Maka berjalanlah keduanya melihat alam persekitaran dengan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan hidup di
situ. Akhirnya ketika mereka sampai pada suatu kebun, maka Malaikat Maut berkata kepada Nabi Idris as.:
“Wahai Idris, adakah tuan izinkan saya untuk mengambil ini untuk saya makan? Nabi Idris pun menjawab:
Subhanallah, mengapa malam tadi tuan tidak mahu memakan makanan yang halal, sedangkan sekarang
tuan mahu memakan yang haram?”

Kemudian Malaikat Maut dan Nabi Idris meneruskan perjalanan mereka. Tidak terasa oleh mereka bahawamereka telah bersiar-siar selama empat hari. Selama mereka bersahabat, Nabi Idris menemui beberapakeanehan pada diri temannya itu. Segala tindak-tanduknya berbeza dengan sifat-sifat manusia biasa.Akhirnya Nabi Idris tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya itu.
Kemudian beliau bertanya:“Wahai tuan, bolehkah saya tahu, siapakah tuan yang sebenarnya?
Saya adalah Malaikat Maut.”

“Tuankah yang bertugas mencabut semua nyawa makhluk?”
“Benar ya Idris.”
“Sedangkan tuan bersama saya selama empat hari, adakah tuan juga telah mencabut nyawa-nyawa
makhluk?”
“Wahai Idris, selama empat hari ini banyak sekali nyawa yang telah saya cabut. Roh makhluk-makhluk itu
bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagaikan seseorang sedang menyuap-nyuap makanan.”

“Wahai Malaikat, apakah tujuan tuan datang, apakah untuk ziarah atau untuk mencabut nyawaku?”
“Saya datang untuk menziarahimu dan Allah SWT telah mengizinkan niatku itu.”
“Wahai Malaikat Maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu, iaitu agar tuan mencabut nyawaku,
kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar Allah menghidupkan saya kembali, supaya aku dapat
menyembah Allah Setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut itu.”
Malaikat Maut pun menjawab:“Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, melainkan
hanya dengan keizinan Allah.”
Lalu Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut, agar ia mencabut nyawa Idris as. Maka
dicabutnyalah nyawa Idris saat itu juga. Maka Nabi Idris pun merasakan kematian ketika itu.
Di waktu Malaikat Maut melihat kematian Nabi Idris itu, maka menangislah ia. Dengan perasaan hiba dansedih ia bermohon kepada Allah supaya Allah menghidupkan kembali sahabatnya itu. Allah mengabulkanpermohonannya, dan Nabi Idris pun dihidupkan oleh Allah SWT kembali.
Kemudian Malaikat Maut memeluk Nabi Idris, dan ia bertanya:“Wahai saudaraku, bagaimanakah tuan
merasakan kesakitan maut itu?“
“Bila seekor binatang dilapah kulitnya ketika ia masih hidup, maka sakitnya maut itu seribu kali lebih sakit
daripadanya.
“Padahal-kelembutan yang saya lakukan terhadap tuan, ketika saya mencabut nyawa tuan itu, belum pernah
saya lakukan terhadap sesiapa pun sebelum tuan.”
“Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai permintaan lagi kepada tuan, iaitu saya sungguh-sungguh
berhasrat melihat Neraka, supaya saya dapat beribadah kepada Allah SWT lebih banyak lagi, setelah saya
menyaksikan dahsyatnya api neraka itu.”
“Wahai Idris as. saya tidak dapat pergi ke Neraka jika tanpa izin dari Allah SWT.”
Akhirnya Allah SWT mewahyukan kepada Malaikat Maut agar ia membawa Nabi Idris ke dalam Neraka.Maka pergilah mereka berdua ke Neraka. Di Neraka itu, Nabi Idris as. dapat melihat semua yang diciptakanAllah SWT untuk menyiksa musuh-musuh-Nya. Seperti rantai-rantai yang panas, ular yang berbisa, kala,api yang membara, timah yang mendidih, pokok-pokok yang penuh berduri, air panas yang mendidih danlain-lain.
Setelah merasa puas melihat keadaan Neraka itu, maka mereka pun pulang. Kemudian Nabi Idris as.berkata kepada Malaikat Maut:“Wahai Malaikat Maut, saya mempunyai hajat yang lain, iaitu agar tuandapat menolong saya membawa masuk ke dalam Syurga. Sehingga saya dapat melihat apa-apa yang telahdisediakan oleh Allah bagi kekasih-kekasih-Nya. Setelah itu saya pun dapat meningkatkan lagi ibadah sayakepada Allah SWT. Saya tidak dapat membawa tuan masuk ke dalam Syurga, tanpa perintah dari AllahSWT.”Jawab Malaikat Maut.
Lalu Allah SWT pun memerintahkan kepada Malaikat Maut supaya ia membawa Nabi Idris masuk ke
dalam Syurga.
Kemudian pergilah mereka berdua, sehingga mereka sampai di pintu Syurga dan mereka berhenti di pintu
tersebut.
Dari situ Nabi Idris dapat melihat pemandangan di dalam Syurga. Nabi Idris dapat melihat segala macamkenikmatan yang disediakan oleh Allah SWT untuk para wali-waliNya. Berupa buah-buahan, pokok-pokokyang indah dan sungai-sungai yang mengalir dan lain-lain.
Kemudian Nabi Idris berkata:“Wahai saudaraku Malaikat Maut, saya telah merasakan pahitnya maut dansaya telah melihat dahsyatnya api Neraka. Maka mahukah tuan memohonkan kepada Allah untukku, agarAllah mengizinkan aku memasuki Syurga untuk dapat meminum airnya, untuk menghilangkan kesakitanmati dan dahsyatnya api Neraka?”
Maka Malaikat Maut pun bermohon kepada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepadanya untukmemasuki Syurga dan kemudian harus keluar lagi. Nabi Idris pun masuk ke dalam Syurga, beliaumeletakkan kasutnya di bawah salah satu pohon Syurga, lalu ia keluar kembali dari Syurga. Setelah beliau berada di luar, Nabi Idris berkata kepada Malaikat Maut:
“Wahai Malaikat Maut, aku telah meninggalkan kasutku di dalam Syurga.
Malaikat Maut pun berkata: Masuklah ke dalam Syurga, dan ambil kasut tuan.”
Maka masuklah Nabi Idris, namun beliau tidak keluar lagi, sehingga Malaikat Maut memanggilnya:“Ya
Idris, keluarlah!. Tidak, wahai Malaikat Maut, kerana Allah SWT telah berfirman bermaksud:“Setiap yang
berjiwa akan merasakan mati.”(Ali-Imran: 185)
Sedangkan saya telah merasakan kematian. Dan Allah berfirman yang bermaksud:“Dan tidak ada seorang
pun daripadamu, melainkan mendatangi Neraka itu.”(Maryam: 71)
Dan saya pun telah mendatangi Neraka itu. Dan firman Allah lagi yang bermaksud:“…Dan mereka sekali-
kali tidak akan dikeluarkan daripadanya (Syurga).”(Al-Hijr: 48)
Maka Allah menurunkan wahyu kepada Malaikat Maut itu:“Biarkanlah dia, kerana Aku telah menetapkan
di azali, bahawa ia akan bertempat tinggal di Syurga.”
Allah menceritakan tentang kisah Nabi Idris ini kepada Rasulullah SAW dengan firman-Nya bermaksud:
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang tersebut di dalam Al-Quran.
Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan kami telah
mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”(Maryam: 56-57)


4. Nabi Ilyas a.s.

Ketika sedang berehat datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas A.S. Malaikat itu datang
untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas menjadi sedih dan menangis.
“Mengapa engkau bersedih?”tanya malaikat maut.
“Tidak tahulah.”Jawab Ilyas.
“Apakah engkau bersedih kerana akan meninggalkan dunia dantakut menghadapi maut?”
tanya malaikat.
“Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali kerana aku menyesal tidak boleh lagi
berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berxikir memuji Allah,”
jawab Ilyas.

Saat itu Allah lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan
nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan
permintaannya. Nabi Ilyas ingin terus hdup semata-mata kerana ingin berzikir kepada
Allah. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya.
“Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai
akhir nanti.”Kata Allah.

1 komentar:

  1. Nabi idris sudah dicabut nyawanya untuk melihat neraka dan syurga, dan idris as tidak ingin kembali, berarti idris sudah tidak ada di dunia atau sudah dicabut nyawanya. Jika dilihat dari penjelasan yg dipaparkan.

    BalasHapus

 

Blog Islami Created by Muhammad Ulul Albab Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates